Kamis, 27 Januari 2011

Pentingnya Menjauhi Okultisme

Pentingnya Menjauhi Okultisme(Ul.18:9-13)

Okultisme adalah ajaran, paham, kepercayaan terhadap kekuatan yang bersifat misteri, gelap,tersembunyi yang berkaitan langsung dengan kuasa kegelapan-Satan. Kepercayaan ini tidak hanya ada didunia Timur seperti Indonesia tetapi juga sudah merambat ke dunia barat yang lebih menekankan hal-hal yang rasional. Ada kabar di Perancis, Jerman dan Amerika justru hal-hal yang berbau okultisme mulai digemari. Padahal tiga negara tadi dibangun berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Mengenai praktek okultisme dapat disebutkan seperti :spritisme, animisme, dinamisme,totemisme, ramalan, takhyul, dan new age movment. Praktek tersebut dilakukan mulai dari presiden sampai rakyat jelata. Herannya tidak sedikit orang Kristen juga ikut di dalamnya yang jelas-jelas dilarang Tuhan.
Lihat nats diatas betapa Tuhan melarang keras umatnya untuk mempraktekkan Okultisme. Tuhan menyebutnya sebagai bentuk kejahatan (ay.9). Bukan itu saja Tuhan akan menimpakan bencana bagi para pelaku dan pemakai jasa Okultisme (Yes.47:10-13).Lebih jauh dari itu tidak mendapat tempat di Surga (Wah.21:8). Jadi jauhilah praktek Okultisme itu sekarang juga.

Pentingnya Menjauhi takhyul

Pentingnya Menjauhi takhyul (I Tim.4:7)
Takhyul sama dengan pantangan atau pamali. Tidak boleh dilanggar. Bila dilanggar aka nada bencana atau sial. Sebaliknya bila ditaatio akan ada hoki-keberuntungn. Padahal takhyul tidak bisa dibuktikan dengan nalar atau akal sehat. Sekalipun demikian takhyul sangat mendunia. Contoh gedung-gedung bertingkat dan kamakamar hotel serta hari pernikahan tidak pernah menggunakan angka tiga belas. Herannya yang mempercayai takhyul tidak saja mereka yang belum Kristen,melainkan juga yang sudah Kristen.
Padahal di dalam kekristenan ada larangan untuk tidak mempercayai hal-hal ya ng berbau takhyul. Larangan mempercayai takhyul tertera di dalam Imamat 19:31; Ulangan 18:10-12, I Timotius 4:7. Mereka yang masih mempercayainya merupakan kenajisan-kekejian bagi Tuhan bahkan akan dihalau Tuhan. Jadi jangan main-main dengan Takhyul.
Bagi yang masih percaya akan takhyul hendaknya minta pengampunan kepada Tuhan. Dan mulai berani berkata tidak atas praktek takhyul. Mulailah berjalan bersama Tuhan karena disana ada damai sejahtera dan kemenangan. Mereka yang masih mempercayai takhyul sebenarnya tidak mengakui akan kebesaran Tuhan. Hidup-mati, kemajuan-kemunduran, keberuntungan-buntung tidak ditentukan oleh Takhyul melainkan oleh situasi dan kondisi seseorang atau orang-orang disekitarnya dan sejauhmana keintimannya bersama Tuhan.

Pentingnya Penginjilan

Pentingnya Penginjilan ( Mark.16:20)
Penginjilan tidak bisa tidak harus dilakukan oleh setiap umat Tuhan tanpa mengenal jabatan gerejawi. Siapa saja wajib untuk memberitakan Injil. Mereka yang mengabaikan apalagi berkata tidak terhadap penginjilan adalah mereka yang tidak mengerti akan hakekat dirinya sebagai umat Tuhan-kekristenan.
Dalam penginjilan dibutuhkan kesabaran,etika dan semangat. Sabar dalam menantikan hasil dari penginjilan. Ingat umat Tuhan hanya bertugas memberitakan Injil. Menobatkan sesorang adalah pekerjaan Roh Kudus. Etika menyangkut cara penginjilan yaitu menghargai orang yang diinjili dengan menghindari pemaksaan dan ancaman atau dengan cara-cara yang tersembunyi seperti pembagian sembako,indomie dan lain-lain. Sementara semangat adalah tidak mengenal menyerah atau pantang mundur sekalipun banyak tantangan.
Mengapa umat Tuhan harus mengadakan penginjilan? Karena Tuhan Yesus menugaskan kita untuk melakukannya (Mat.28:19;Mark.16:19), gereja mula-mula giat melakukannya sehingga ada pertambahan jumlah (Mark.16:20,Kis.2:41), supaya banyak jiwa diselamatkan (Kis.4:12,Yoh.3:36). Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk tidak mengadakan penginjilan yaitu dengan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat.

Memberi Persembahan

Memberi Persembahan (I Kor.1:1-4)
Memberi persembahan bukanlah sesuatu hal yang baru dalam dunia kekristenan. Hal itu sudah berlangsung sejak lama bahkan sejak umat Israel dalam Perjanjian Lama. Orang Kristen mengadopsi pola tersebut. Makanya tidak heran kita mengenal persembahan persembahan perpuluhan, persembahan syukur, Persembahan diakonia, persembahan janji iman, persembahan untuk pembangunan dan lain-lain. Semua itu dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab seseorang kepada Tuhan dan sesama atas berkat yang telah diperoleh.
Melihat kepada surat Paulus yang ditulis untuk jemaat Korintus, orang Kristen di Korintus dibiasakan memberikan persembahan kepada orang Kristen yang susah ditempat lain (ay.1). Mereka sudah membiasakan diri untuk member disetiap pertemuan ibadah terutama dihari minggu (ay.20 )Dalam memberi mereka belajar untuk berdisiplin (ay.20). Mereka juga menunjuk orang yang bisa dipercaya dalam menyalurkannya ((ay.4). Syarat lainnya mereka harus memberi dengan rela hati dan sukacita (2 Kor.9;7).
Kebiasaan member i tidaklah untuk membuat seseorang dirugikan. Bahkan sebaliknya Firman Tuhan menyatakan orang yang memberi akan menuai berkat Tuhan ( 2.Kor.9:6). Hidupnya tidak saja cukup tetapi berkelebihan ( 2Kor.9:8). Tuhan akan melepaskannya dari hal-hal yang menggerogoti berkatnya ( Mal.3:12). Jadi janganlah mengabaikan akan memberi persembahan kepada Tuhan.

Beribadah Bersama

Beribadah Bersama (Ibrani 10:25)
Beribadah kepada Tuhan ada yang dilakukan secara Pribadi ada juga dilakukan secara bersama-sama terutama ibadah raya seperti ibadah di hari minggu. Ibadah pribadi memiliki ciri khas tersendiri demikian juga ibadah raya. Ibadah pribadi tanpa ada susunan liturgy dan tidak ada batasan waktu sedangkan ibadah raya sebaliknya.
Ibadah raya secara bersama-sama merupakan ciri dari gereja mula-mula (Kis.2:42). Bahkan beribadah bersama sudah dilakukan sejak zaman Israel kuno ( Mz. 50:5). Sekalipun demikian ada jemaat yang tidak mau hadir beribadah bersama, bahkan ketidakhadiran mereka sudah menjadi kebiasaan (Ibr.10:25). Untuk itulah sekali lagi penulis Ibrani melarang jangan sampai mengikuti kebiasaan dari jemaat yang malas hadir beribadah bersama ( Ibrani 10:25).
Sejauh manakah kepentingan ibadah bersama ? Pertama ibadah bersama merupakan tanda dari kesatuan ( Yoh.17:21). Kedua adanya kebersamaan (Kis.4:32). Ketiga adanya kesempatan untuk mendengar pengajaran (Kis.2:42). Kelima untuk saling mendoakan (Kis.2:42). Keenam bentuk kecintaan kepada Tuhan (Mat.6:33). Dengan demikian janganlah kita meninggalkan ibadah bersama.

Bersaksi Bagi Kristus

Bersaksi Bagi Kristus ( Kis. 5:31-32)
Bersaksi bagi Kristus adalah tema yang menarik untuk dibahas. Tema ini menekankan tujuan hidup orang yang sudah diselamatkan yaitu menyadari sesungguhnya ia adalah saksi bagi Kristus. Sadar dengan segala keberadaan dirinya ia berusaha dengan perkataan (Yoh.4;39-42) dan sikap hidup untuk benar-benar bersaksi bagi Kristus ( 2 Kor.3:2-3; Mat.5:16).
Sayang digereja seringkali muncul kalau mau jujur banyak yang tidak menyadari kalau dirinya seharusnya bersaksi bagi Kristus, bukan bagi dirinya, bukan bagi orang lain, apalagi bagi Iblis. Ketidaksadaran bahwa dirinya adalah seharusnya bersaksi bagi Kristus adalah merupakan persoalan pertama.
Persoalan kedua adalah tentang pemahaman dari kata bersaksi. Belakangan ini kata bersaksi mulai dipisahkan antara bersaksi dengan sikap hidup yang benar dengan bersaksi melalui perkataan. Pemisahan ini mulai muncul seiring dengan adanya gerakan pluralism. Sesungguhnya yang benar adalah perpaduan antara sikap hidup benar dengan perkataan.
Persoalan ketiga berkaitan dengan bersaksi bagi Kristus adalah umat Tuhan seringkali tidak melihat dampak baik yang akan muncul bila benar-benar mau bersaksi bagi Kristus. Misalnya akan adanya pertobatan dari orang yang belum percaya (Kis.5;31-320,adanya pertumbuhan gereja dari segi kuntitas (Kis.4;4), dipermuliakannya Bapa disorga (Mat.5:16),dan mempercepat hari kedatangan Tuhan (Mat.24:14)
Persoalan keempat dari bersaksi bagi Kritus adalah adanya pembagian tugas atau tanggungjawab. Ada gembala yang melihat itu adalah tugas jemaat dan majelis. Ada majelis yang melihat itu adalah tugasnya gembala. Ada jemaat yang melihat itu adalah tugas gembala dan majelis. Padahal itu adalah tugas bersama. Tugas dari kita semua, amin.

Menjadi saksi

Menjadi saksi ( Kis.1:8).
Saksi adalah orang yang memberikan kesaksian dari suatu kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi atau yang dialaminya. Saksi juga adalah orang yang memperlihatkan atau memperaktekan apa yang diketahuinya. Saksi juga adalah orang yang memberikan keterangan berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Jadi kalau bicara menjadi saksi yang dimaksudkan disini adalah menjadi saksi Yesus Kristus. Orang Kristen harus sadar bahwa dirinya adalah saksi Yesus Kristus dimanapun ia berada melalui perkataan dan perbuatannya.
Untuk menjadi saksi Yesus Kristus seseorang harus ada Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan seseorang untuk menjadi saksiNya. Disini diperlukan adanya penyerahan (Rm.6:13;Gal.5:16). Pertanyaannya kapan seseorang memiliki Roh Kudus? Jawabnya saat dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya ( Ef.1:14). Penyerahan dirilah yang memungkinkan seseorang untuk dapat menjadi saksi Yesus Kristus.
Tujuan seseorang menjadi saksi adalah supaya Bapa di Surga dipermuliakan dan orang lain tahu kita adalah orang baik ( Mat.5:16). Tujuan lainnya lagi adalah supaya banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan Samaria ( Yoh.4:39). Sekarang ini diperlukan orang Kristen yang benar-benar dapat menjadi saksi. Duni a membutuhkan kesaksian itu. Tentu saja adalah kesaksian yang sungguh-sungguh baik.

Pengampunan

Pengampunan (Mat.6:14-15)

Di dunia ini sering kita menemui orang-orang yang menjengkelkan bahkan menyakitkan. Terkadang kata-kata dan tindakannya sangat melukai. Mereka terkadang dengan sadar melakukannya. Orang yang berkata-kata dan bertindak diluar perkiraan kita itu bisa jadi adalah keluarga, sahabat, pimpinan dan sebagainya.
Maunya orang-orang yang demikian enyah dari kehidupan kita. Pada kenyataannya orang yang demikian terus ada disekitar kita. Lalu bagaimana kita bersikap terhadap mereka? Alkitab menyatakan kita harus memberikan pengampuan supaya dosa kita juga mendapat pengampunan dari Tuhan ( Mat.6:14-15). Kedua kita tetap menjadi berkat dengan berbuat baik terhadap mereka ( Rm.12:14;20). Ketiga tidak boleh membalas dengan melakukan kejahatan yang sama ( Rm.12:17). Ketempat meneladani Tuhan Yesus yaitu berdoa supaya mereka mendapat pengampunan( Luk.23:34).
Bagi orang Kristen pengampunan seharusnya mewarnai akan kehidupannya dengan orang-orang disekitarnya. Memang bagian ini gampang untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Hendaknya hal ini tidak dijadikan pembenaran untuk tidak melepaskan pengampunan kepada mereka yang telah melukai kita dengan kata-kata dan perbuatannya. Alkitab menyatakan hendaknya pengampunan it uterus-menerus dilakukan.

Firman Tuhan

Firman Tuhan ( Maz.1:1-2)

Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus sudah sewajarnya menyukai akan Firman Tuhan baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Apakah itu? Yaitu membaca, menyelidiki, menghafal,mendengar dan melakukan Firman Tuhan dalam hidup. Boleh-boleh saja menyukai akan yang lain tetapi dalam menyukai Firman Tuhan harus ditempatkan diurutan pertama.
Apabila setiap orang Kristen menyukai Firman Tuhan sudah pasti memperoleh banyak manfaat. Manfaatnya adalah ia tidak akan dengan mudahnya berbuat dosa (Maz.119;9,11). Imannya akan bertumbuh (Rm.10:17). Pengertiannya akan semakin maju (Maz.119:104). Dengan majunya pengertiannya , ia akan mampu mengajar orang lain, menyatakan kesalahan,memperbaiki kelakuan, mendidik orang dalam kebenaran ( 2 Tim.3:16).
Jemaat mula-mula menyukai akan Firman Tuhan. Tokoh-tokoh besar dalam sejarah gereja juga menyukai akan Firman Tuhan. Lalu bagaimana dengan keadaan jemaat masa kini, apakah masih menyukai Firman Tuhan ? Memang belum ada survey apakah jemaat masa kini menyukai Firman Tuhan atau tidak. Akan tetapi melihat begitu banyaknya kehidupan umat Tuhan yang tidak dengan benar menjalani kekristenannya sudah bisa disimpulkan Firman Tuhan sudah tidak lagi menjadi prioritas utama.

Berdoa

Berdoa (1 Tes. 5;17)
Orang Kristen tidak boleh mengabaikan doa dalam hidupnya. Doa harus menjadi gaya hidup. Gaya hidup yang dimaksud adalah dimana sebelum mengerjakan sesuatu selalu diawali dengan berdoa kepada Tuhan. Dalam doa kita dapat menaikan syukur, pujian dan permohonan kepada Tuhan. Ucapan syukur atas segala sesuatu yang terjadi dan dialami. Pujian atas segala kebaikan Tuhan dikehidupan ini. Serta permohonan dalam banyak hal.
Berkenaan dengan permohonan kepada Tuhan, doa merupakan senjata yang ampuh untuk mematahkan serangan kuasa kegelapan (Ef.6:18-19). Iblis sering melakukan serangan mendadak bagi setiap umat Tuhan termasuk para pelayan Tuhan. Dan senjata yang perlu digunakan adalah doa kita kepada Tuhan. Mereka yang mengabaikan dosa akan mudah dikalahkan. Untuk itu jangan sekali-kali mengabaikan doa kepada Tuhan.
Perhatikan dengan baik, Tuhan Yesus di masa pelayanan dimuka bumi ini tidak pernah mengabaikan doa. Ia selalu menyediakan waktunya untuk berdoa kepada Allah Bapa ( Mat.14:23). Sesibuk apaun Dia, ada waktu yang digunakan untuk berdoa. Hendaknya hal ini menjadi pemacu dan sekaligus sebagai pemacu bagi banyak orang untuk rajin berdoa.
Disamping itu ada penegasan dari Tuhan Yesus bahwa seseorang yang mau berdoa tidak akan mudah jatuh ke dalam pencobaan ( Mat.22:40). Hidup ini tidak lepas dari berbagai pencobaan dari si jahat. Ia bisa saja memanfaatkan kelemahan maupun kelebihan seseorang. Ia juga bisa memanfaatkan situasi nyaman dan tidak nyaman. Hanya mereka yang mau berdoalah yang akan bertahan dari segala macam pencobaan dari si jahat.
Perlu diingat tanpa berdoa seseorang tidak memperoleh apa-apa (Yak.4:3). Banyak keinginan atau cita-cita yang baik hanya sebatas keinginan atau cita-cita. Hal itu terjadi karena tidak pernah berdoa. Jadi jangan pernah mengabaikan betapa pentingnya berdoa itu.

Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus (I Kor.11:23-34)
Perjamuan Kudus adalah ritual penting di dalam gereja. Gereja khatolik, protestan maupun gereja yang beraliran kharismatik sudah pasti melakukannya. Yang membedakan adalah seberapa sering dilakukan dan penekanan makna dibalik Perjamuan Kudus tersebut.
Perlu dipahami tentang alasan melakukan Perjamuan Kudus, materi yang digunakan dan persyaratan di dalam mengikuti Perjamuan Kudus oleh setiap warga gereja. Jangan sampai ikut di dalamnya tetapi tidak mengerti apa-apa. Mengenai alasan melakukan Perjamuan Kudus adalah pertama, sebagai bentuk ketaatan warga gereja atas perintah Tuhan Yesus ( I Kor.11:24). Tuhan Yesus memerintahkan para murid-Nya dan tentu saja kepada setiap kita dijaman ini untuk melakukan Perjamuan Kudus. Kedua untuk mengingat atau mengenang akan pengorbanan Tuhan Yesus kepada kita( I Kor.11:24-25) Jangan sampai kita lupa akan pengorbanan Tuhan Yesus terutama tentang penghianatan,penghinaan,penderitaan, bahkan kematianNya diatas kayu salib. Ketiga adalah sebagai bentuk pemberitaan kita kepada dunia tentang kematianNya ( I Kor.11:26). Dengan adanya Perjamuan Kudus secara tidak langsung kita sesungguhnya memberitakan kematian Tuhan Yesus bagi kita karena dosa kita.
Mengenai materi yang digunakan dalam Perjamuan Kudus, tidak lain adalah roti dan air anggur. Roti melambangkan tubuh Tuhan Yesus sedangkan anggur melambangkan darah Tuhan Yesus. Boleh tidak kita menggunakan singkong, nasi atau sagu ganti roti ? Boleh-boleh saja. Akan tetapi sampai sekarang belum dikontekstualisasikan oleh tokoh-tokoh gereja di Indonesia , maka materi yang digunakan tetap ari anggur dan roti.
Mengenai persyaratan bagi yang mengikuti Perjamuan Kudus adalah adanya pengujian diri atau intropeksi diri ( I Kor.11:29). Tidak bisa asal ikut Perjamuan ada pemberesan diri atas dosa yang diperbuat, dan bertekad untuk hidup kudus dihadapan Allah. Apabila persyaratan tersebut dilanggar yakinlah ada sanksi yang Tuhan akan buat.
Menyangkut ekses-ekses yang ada yaitu roti dan anggur dapat menyembuhkan sakit penyakit, mengikuti perjamuan tanpa ada persyaratan tertentu berupa koreksi diri dan harus sudah dibaptis, tidak bisa dipungkiri. Setiap gereja memiliki pengajaran masing-masing. Sekalipun demikian bukan berarti didiamkan. Perlu ada pengkajian ulang dibawah terang Firman Tuhan.

Baptisan

Baptisan ( Mat.28:19)
Baptisan berasal dari bahasa Yunani yaitu Baptizo yang artinya ditenggelamkan. Dari asal kata tersebut maka GKRI menganut baptisan selam selagi dimungkinkan. Bila tidak maka baptisannya secara percik, misalnya bagi mereka yang sakit dan usia lanjut. Baptisan adalah hal yang penting dalam kekristenan. Mengapa begitu penting?
Alasan pertama adalah baptisan merupakan perintah dari Tuhan Yesus (Mat.28:19). Baptisan bukan perintah tokoh-tokoh gereja mula-mula, gembala sidang atau ketua umum sinode dari sebuah gereja. Baptisan adalah perintah dari Tuhan Yesus yang harus ditaati. Untuk itu baptisan tidak boleh dipermainkan misalnya oleh peserta baptisan maupun yang akan membaptis. Misal bagi peserta Baptisan ia terlebih dahulu harus percaya dan mengakui bahwa Yesus Kristus adalah sebagai Tuhan dan juru selamat pribadinya. Tanpa adanya kepercayaan dan pengakuan tidak diperkenankan untuk dibaptis. Pelaku pembaptisan harus konsisten bahwa Baptisan terjadi sekali untuk seumur hidup. Yang membaptiskan orang yang sudah dibaptis adalah kesalahan.
Alasan kedua adalah Baptisan dijalani oleh Tuhan Yesus (Mrk.1:9). Tuhan Yesus sendiri memberi diri untuk dibaptiskan sebagai bukti ketaatan-Nya atas aturan keagamaan yang penting itu. Jadi untuk mereka yang menunda-nunda baptisan dan mereka yang bersikeras untuk tidak mau dibaptis tidak memahami betapa pentingnya baptisan.
Alasan ketiga adalah baptisan dilakukan oleh jemaat mula-mula (Kis.2:41). Jemaat mula-mula dengan ketulusan hati dan kerinduannya member diri dibaptis. Dari situ terus berlanjut hingga hari ini bahwa setiap mereka yang percaya Tuhan Yesus wajib untuk dibaptiskan.
Alasan keempat adalah baptisan merupakan pengesahan keanggotaan disebuah gereja lokal (Kis.2:41). Perhatikan baik-baik, sekalipun orang itu rajin datang beribadah tetapi belum dibaptis sebenarnya belum layak dinyatakan sebagai anggota jemaat.
Alasan kelima adalah Baptisan memiliki arti mati dan bangkit bersama Kristus menuju hidup baru (Rm.6:4-6,11). Dengan dibaptisnya seseorang maka ia harus mengerti dengan baik bahwa ia mati bersama Yesus Kristus dari segala kuasa dosa dan bangkit bersama Yesus Kristus dalam menjalani hidup baru berdasarkan Firman Tuhan.

Keuntungan dari menanggapi Kasih Allah

Keuntungan dari menanggapi Kasih Allah ( Mat.11;28)
Manusia yang menanggapi kasih Allah adalah manusia yang beruntung dibandingkan mereka yang menolak. Mereka yang menolak akan binasa dengan keputusannya. Sebaliknya mereka yang menanggapi akan memperoleh keuntungan yang tiada taranya. Untuk itu perlu mengetahui keuntungan apa saja yang diperoleh oleh mereka yang menanggapi secara baik akan kasih Allah tersebut. Pertama adalah adanya pengampunan dosa bahkan penyucian dari segala kejahatan ( I Yoh.1:9). Manusia mencoba membersihkan diri dari dosa dengan cara yang diajarkan oleh tokoh-tokoh agama seperti beramal, berpuasa, bersemedi dan lain sebagainya. Namun itu bukan cara yang diajarkan Tuhan dan dosa dan kejahatannya tetap ada. Tetapi mereka yang mau menanggapi kasih Allah akan diampuni dosa dan kejahatannya. Dan itu sudah pasti. Kedua adalah doa-doanya dijawab Oleh Allah (Yoh.14:13-14). Setelah seseorang menanggapi kasih Allah, hubungannya dengan Allah dipulihkan. Ia dapat berseru kepadaNya dengan menyampaikan berbagai permohonan dan Allah akan menjawab seruannya. Dan jaminannya adalah nama Yesus Kristus yang dipercayainya sehingga doanya dijawab oleh Allah. Ketiga, adalah ia diberiNya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah (Yoh.1:12;Ef.1:5)). Disini berbicara tentang kedudukannya dihadapan Allah dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memberikan tanggapan yang baik. Anak-anak Allah mewarisi akan janji-janji Allah. Keempat adalah memperoleh kehidupan kekal (Yoh.3:36). Setiap orang yang menanggapi kasih Allah dibebaskan dari hukuman. Ia diberikan kehidupan kekal di Surga sebagaimana yang dijanjikan Tuhan Yesus sendiri ( Yoh14:3). Untuk itu teruslah setia kepadaNya sekalipun banyak tantangan dan pencobaan.

Pentingnya Tanggapan Manusia atas Kasih Allah

Pentingnya Tanggapan Manusia atas Kasih Allah (Wah.3:20)
Manusia yang berdosa itu dapat diibaratkan orang yang sedang berada ditengah laut tetapi mengalami kapal karam. Ia berpegang disepotong papan kayu sambil berusaha menyelamatkan diri. Dengan perut yang lapar dan sisa-sisa tenaga tiba-tiba datanglah helicopter untuk menyelamatkan dengan melemparkan tali penyelamatan. Ada yang sesegera mungkin menangkap tali, tetapi ada yang menunda, yang lainnya lagi menolak sampai akhirnya mati lemas dilautan luas. Tuhan pun demikian kepada manusia. Ia datang ke dalam dunia menjadi manusia di dalam diri Tuhan Yesus untuk menyelamatkan manusia dari dosa.
Apakah yang harus dilakukan oleh setiap manusia dalam menanggapi kasih Allah? Perhatikan baik-baik apa yang dinyatakan Alkitab. Pertama Manusia diminta untuk percaya kepada Tuhan Yesus (Yoh.3:16-18), adanya pengakuan melalui mulut dan kepercayaan dalam hati bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah telah membangkitkanNya ( Rm.10:9-10), Manusia harus bertobat dan memberi diri untuk dibaptis (Kis.2:38). Untuk itu siapapun orangnya perlu memberikan tanggapan yang ditawarkan oleh Allah.

Kasih Allah kepada Manusia yang berdosa

Kasih Allah kepada Manusia yang berdosa( Kej.3:1-24)

Manusia telah jatuh ke dalam dosa. Ia salah menggunakan hak pilihnya. Manusia lebih mendengar kata-kata Iblis daripada Firman Tuhan. Berawal dari situ manusia dsri generasi ke generasi harus menanggung akibatnya. Itulah konsekuensi dari kejatuhan manusia dalam dosa. Namun perlu dicatat, Allah tetap menaruh belaskasihan kepada manusia yang berdosa.
Apakah buktinya kalau kasih Allah tetap ada pada umat manusia yang berdosa? Apabila dicermati maka dalam nats tentang kejatuhan manusia yang telah jatuh dalam dosa paling tidak ada tiga. Pertama, Allah mengambil inisiatif dengan mencari manusia yang telah jatuh dalam dosa (ay.9). Kedua, Allah menyatakan akan datangnya seorang keturunan manusia yang akan meremukkan kepala iblis tersebut(ay.15). Ketiga, adalah Allah membuatkan pakaian dan memberikannya kepada manusia itu(ay.21). Allah tetap mengingat manusia yang berdosa(Maz.8:5), Allah menggenapi janjiNya untuk menyelamatkan manusia (Mat.1:21;Yoh.1:14) dan manusia bisa diselamatkan melalui Tuhan Yesus (Yoh.3;16;18).
Allah tidak tinggal diam atas kejatuhan manusia dari dosa. Ia mengambil tindakan nyata dengan mencari manusia itu. Disini inisiatif datang dari Allah. Semestinya manusia yang harusnya mencari atau menemui Allah. Allah bukannya tidak tahu.Tetapi Allah meminta pertanggungjawaban. Setelah itu Allah menyatakan tindakan lainnya yaitu suatu hari dari keturunan manusia akan menghancurkan kekuasan Iblis. Yang dimaksudkan disini adalah Mesias yaitu Tuhan Yesus. Melaui Yesus Kristus Kuasa iblis dihancurkan. Disamping itu Tuhan mengorbankan binatang dengan mengambil kulitnya dan dijadikan pakaian serta dikenankan kepada manusia itu. Jadi kasih Allah yang maha dasyat itu dinyatakan di dalam diri Tuhan Yesus sendiri ( Yoh.3:16)

Akibat Dosa yang diperbuat Manusia

Akibat Dosa yang diperbuat Manusia ( Kej.3:1-24)
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, banyak hal yang harus ditanggungnya. Tidak saja Jamannya Adam dan Hawa tetapi juga seluruh umat manusia dari generasi ke generasi. Tidak saja sewaktu hidup di dunia ini melainkan juga nanti setelah manusia meninggal dunia. Untuk itu disepanjang sejarah umat manusia, manusia berusaha keluar dari keberadaan tersebut dengan berbagai cara.
Kembali ke persoalan semula apa sajakah akibat dari dosa tersebut? Simak baik-baik. Manusia mulai saling mempersalahkan (Kej.3:12), Tidak lagi ada keakraban manusia dengan Allah(Kej.3:23), kesusahan waktu mengandung dan melahirkan (Kej.3:16), Kesusahan mencari rejeki(Kej.3:17-19), Diusir dari Taman Eden (Kej.3:23). Mulai munculnya sakit hati (Kej.4:5), Dosa melahirkan dosa bahkan terikat di dalamnya (Kej.4:9 ;Yoh.8:34; Rm.7:14-15)), melakukan pembalasan dan mulai bangga akan hal itu (Kej.4:23-24), Manusia terhilang dari hadapan Allah (Mat.18:11), Cendrung menuruti apa maunya iblis (Mat.8:44,Luk.4:18), timbulnya penyakit (Yoh.5:14) dan yang sangat mengerikan adalah kematian kekal (Rom. 6:23).
Dalam penyelesaian dosa dan akibatnya menemukan jalan buntu. Tidak ada jalan keluar dari diri umat manusia. Dari generasi-ke generasi disepanjang abad manusia mencoba memecahkan masalah tersebut, dimata Tuhan tidak ada artinya.

KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA

KEJATUHAN MANUSIA KE DALAM DOSA (Kej.3:1-7)
Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa paling tidak ditanggapi oleh para penafsir secara berbeda-beda. Ada penafsir yang mengatakan bahwa kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa itu tidak benar-benar terjadi . Kisah itu hanya dongeng belaka. Penafsir lainnya lagi mengatakan kisah tersebut mengandung kebenaran tetapi mengenai fakta sejarah dan lokasi kejadian tidak pernah ada. Dan penafsir lainnya lagi memberikan tanggapan bahwa kisah tersebut adalah nyata adanya baik peristiwanya,tokoh-tokohnya maupun tempat dan akibatnya. Penulis sendiri menerima tanggapan yang ketiga.
Kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa harus dipahami secara benar demi pengajaran yang benar. Di dalam kisah tersebut ada proses dan ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kisah itu nyata. Pertama, Iblis memutarbalikan Firman Tuhan kepada Hawa( Kej.2:16, Kej.3:1, Kej.2:17,Kej.3:4). Hawa merespon tanpa berpikir panjang mengikuti godaan tersebut. Kedua, Allah meminta pertanggungjawaban manusia dengan mendatangi manusia itu (Kej.3:8-9). Ketiga, Manusia harus menanggung akibat dosa yang diperbuatnya( Kej.3:14-19). Keempat dalam tulisan-tulisan Rasul Paulus terutama dikitab Roma selalu melihat kisah kejatuhan Manusia ke dalam dosa sebagai fakta sehingga Kristus selalu dibandingkan dengan Adam (Roma 5:12-21). Kelima, ada perhatian Allah sebagai bukti kasihnya kepada Manusia ( Kej.3:15, Yoh.3:16).
Tidak dapat diragukan lagi kebenaran Alkitab bahwa sesungguhnya manusia tanpa terkecuali telah berbuat dosa (Rom.3:23). Bahkan di kitab Mazmur dikatakan sejak dalam kandungan seseorang telah dinyatakan sebagai manusia berdosa ( Maz.51:7). Dan untuk itulah Yohanes Pembaptis berseru:” Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu” (Luk.3:3).

SIAPAKAH MANUSIA ITU ?

SIAPAKAH MANUSIA ITU ? (Kej.1:26-31)
Siapakah manusia itu ? Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang paling cerdas. Ada lagi yang mengatakan manusia adalah makhluk social, artinya tidak bisa hidup terisolasi. Yang lain lagi mengatakan manusia adalah binatang yang paling cerdas. Pernyataan-pernyataan ini tadi perlu mendapat kajian berdasarkan Alkitab. Siapakah manusia itu ? Untuk mendapatkan jawaban yang tidak bertentangan memang harus kembali melihat kepada Alkitab.
Apabila diperhatikan ayat demi ayat dari nats diatas maka ada beberapa pernyataan penting yang menjadi acuan. Pertama Alkitab menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah(Kej.1:26-31) . Artinya tanpa penciptaan Allah tidak mungkin ada manusia. Penciptaan manusia bahkan ada dalam perencanaan Allah. Allah tidak asal menciptakan tetapi ada dalam perencanaan. Manusia juga diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Hal ini bukan secara fisik melainkan menunjuk kepada karakter atau sifat Allah. Jadi di dalam diri manusia ada sifat-sifat Allah. Kedua Alkitab menyatakan bahwa manusia diciptakan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan tujuan untuk berkembang biak(Kej.1:27) Dalam hal ini kekuatan, penampilan, fisik dan cara kerja juga berbeda antara laki-laki dan perempuan. Jadi dalam hal ini tidak ada yang namanya banci atau bencong. Ketiga Alkitab juga menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diberikan kekuasaan oleh Allah atas seluruh ciptaan-Nya(1:28). Manusia harus menata,mengelola dan memanfaatkan seluruh ciptaan Allah secara bertanggungjawab. Keempat, Alkitab juga menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang diperintahkan untuk berketurunan(Kej.1:28). Artinya manusia diperkenankan untuk melahirkan anak dan menyebar keseluruh penjuru bumi.
Jadi pernyataan Alkitab sangat jelas tentang siapakah manusia itu. Kita tidak perlu mencari pernyataan dari filsafat atau ilmu-ilmu lainnya. Untuk itu sudah saatnya pernyataan Alkitab tentang manusia seharusnya diajarkan kepada siapa saja terutama kepada anak-anak. Dan tanggungjawab ini ada pada orang tua, guru baik disekolah maupun digereja.
TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA (Kej.2:15)
Tidak sedikit orang hidup yang tidak tahu akan tujuan dari keberadaannya hidup di dunia ini. Mereka yang tidak tahu seringkali hidup hanya untuk dirinya sendiri(egosentris), hidup tanpa makna, hidup dengan Narkoba dan lain sebagainya. Mereka yang seperti itu tidak mengetahui betapa Allah memiliki rencana di dalam kehidupan mereka. Mereka perlu dituntun untuk mengetahui Tujuan penciptaan mereka berdasarkan Alkitab.
Apa yang dinyatakan Alkitab tentang tujuan penciptaan manusia? Paling tidak ada tiga tujuan. Pertama manusia diciptakan untuk mengusahakan-memelihara(mengerjakan) apa yang ada di Taman Eden (Kej.2:15). Allah tidak menciptakan manusia untuk berpangku tangan alias bermalas-malasan. Allah memberikan kepercayaan untuk mengusahakan dan memelihara taman tersebut. Dalam hal ini Allah memberikan tanggungjawab kepada manusia yang disebut tanggungjawab budaya. Kedua adalah supaya manusia memuliakan Allah (Yes.43:7). Hidup manusia bukan untuk yang cemar-najis. Hidupnya adalah bagi kemulian Allah dalam segala aspek, mulai dari apa yang dipikirkan, diucapkan, dan yang dikerjakan. Ketiga adalah supaya hidup bagi Allah ( Ef.2:15). Hidup manusia bukan untuk dirinya sendiri, apalagi untuk Iblis. Hidupnya dirancang bagi Allah. Artinya manusia tidak boleh melepaskan dirinya dari persekutuan dengan Allah. Allah menghendaki manusia hidup dan menghidupi hidupnya di dalam Dia. Dengan hidup di dalam Dia, dapat dipastikan ia sanggup melakukan pekerjaan-pekerjaan baik di dalam Tuhan.
Bagaimana dengan kita sekalian? Sudah tahukah kita akan tujuan mengapa Allah menciptakan diri kita. Kalau sudah tahu maka bekerjalah lebih giat, lebih tekun dan tidak lagi membiarkan kehidupan ini terbawa oleh ilah jaman.

KELUARGA YANG INDAH DIMATA TUHAN

KELUARGA YANG INDAH DIMATA TUHAN
(Kejadian 2:18-25)
Oleh :Pdt. Paran, S.Th
Keluarga adalah lembaga pertama yang Allah dirikan bagi umat manusia, dibandingkan lembaga yang lainnya (Kej.2:18-25). Allah menginginkan supaya keluarga yang ada untuk hidup dengan menerapkan prinsif-prinsif FirmanNya. Namun dalam sejarah keluarga ada banyak kisah sedih yang terjadi. Banyak keluarga yang dibentuk akhirnya hancur ditengah jalan. Rupanya Iblis menyusup jauh dalam kehidupan keluarga. Ia tidak menghendaki ada keluarga yang indah baik dimata Tuhan maupun dimata manusia. Untuk itu mari kita mengembalikan keluarga yang indah dimata Tuhan.

Seperti apakah keluarga yang indah dimata Tuhan? Kita akan lihat satu persatu. Pertama keluarga yang indah dimata Tuhan adalah keluarga dimana suami dengan istri tetap HIDUP BERSATU ( Mat. 19:6). Dari awal pernikahan sampai menjadi opa-oma tetap satu. Mereka hanya bisa terpisah oleh kematian. Oleh sebab itu berbahagialah setiap pasangan yang masih utuh sampai hari ini. Di zaman ini banyak keluarga yang hancur berantakan tidak terkecuali adalah dikalangan keluarga Kristen. Perceraian menjadi solusi dalam mengatasi berbagai macam kesulitan dalam rumah tangga. Mengapa terjadi perceraian? Ada banyak penyebab. Ada yang disebabkan factor ekonomi, pihak ketiga(orang tua –PIL,WIL), sudah tidak ada kecocokkan. Tetapi kita mau bahas tentang apa yang dinyatakan Alkitab. Bisa jadi karena istri tidak tunduk pada suami, suami tidak mengasihi istri, dan tidak tahu menempatkan diri masing-masing ( Ef.5:22-25). Apapun alasannya jangan ada lagi yang masuk dalam barisan orang-orang yang dengan mudahnya memutuskan perceraian. Suami-istri yang benar-benar menyatu itulah yang indah dimata Tuhan.





Kedua, keluarga yang indah dimata Tuhan adalah keluarga yang memiliki KOMITMEN UNTUK BERIBADAH KEPADA TUHAN (Yos.24:15).
Artinya keluarga yang senantiasa menundukkan dan mengabdikan diri sepenuhnya kepada Tuhan Yesus. Keluarga yang mempercayai Tuhan Yesus sepenuhnya. Keluarga yang beribadah kepada Tuhan dibuktikan dengan doa bersama, renungan bersama, pergi ibadah raya bersama. Tidak hanya istri tetapi suami juga. Tidak hanya orang tua, tetapi anak dan menantu juga.
Ketiga, keluarga yang indah dimata Tuhan adalah keluarga yang dimana ORANG TUA MENGAJARKAN GENERASINYA UNTUK TAKUT AKAN TUHAN ( Ul.6:7). Orang Israel begitu ketatnya mendidik anak-anaknya untuk takut akan Tuhan. Sinagoge merupakan tempat dimana anak-anak mendapatkan pengajaran tentang Tuhan selain di rumah. Sebagai orang Tua di jaman ini begitu besar tanggungjawab yang diemban. Dunia menawarkan Sesuatu yang menarik kepada anak- anak. Bila orang tua tidak waspada dengan membekali anak-anak untuk takut akan Tuhan, bersiaplah kesusahan dimasa Tua menanti kita. Orang Tua wajib mengajak anak untuk datang kesekolah minggu. Guru-guru sekolah minggu harus siap mengajar dengan sebaik mungkin. Tetapi juga coba cari sekolah yang tidak hanya berlabel Kristen tetapi ada pembinaan iman di sana. Sekolahkan anak-anak disana. Itupun belum cukup. Dirumah orangtua harus mengajar anak-anak baik secara lisan maupun dengan perilaku yang benar.






Keempat, keluarga yang indah dimata Tuhan adalah keluarga yang dimana SUAMI-ISTRI TERLIBAT DALAM PELAYANAN (Kis.16:26). Keluarga dalam hal ini suami-istri jangan menutup mata terhadap dunia pelayanan. Jangan hanya bisa bercerita kepada orang lain kalau pasangannya rajin melayani pekerjaan Tuhan, atau jangan hanya mendorong pasangannya untuk terlibat dalam pelayanan sementara diri sendiri berpangku tangan. Jangan hanya bisa bercerita kalau dulu terlibat dalam pelayanan tetapi sekarang ini bisanya menjadi komentator bahkan cenderung menjatuhkan. Atau menyerahkan sepenuhnya kepada yang muda-muda. Sudah saatnya suami-istri terlibat lebih jauh dalam dunia pelayanan selagi masih banyak kesempatan. Jangan juga undur karena kurang dihargai bahkan dikritik orang-orang tertentu. Ingat pelayanan bukan untuk manusia melainkan untuk Tuhan.
Jadi keluarga yang indah dimata Tuhan adalah keluarga yang tetap bersatu, beribadah, mengajar anak untuk takut akan Tuhan, dan melibatkan diri dalam dunia pelayanan. Amin.
SETIA DALAM PERKARA KECIL (Matius 25:14-30)
Oleh: Pdt. Paran, S.Th

1. Pendahuluan
Setia dalam perkara kecil merupakan tema kita saat ini. Hal ini penting untuk di dengar oleh jemaat dengan tujuan supaya jemaat dapat memiliki kesetian dalam hal-hal kecil dan belajar menghargai mereka yang dianggap kecil atau tidak ada apa-apanya. Serta belajar menghargai apa yang dipercayakan sekalipun itu dianggap kecil. Ingat banyak orang yang tidak setia dalam perkara kecil, padahal perkara kecil adalah batu loncatan menuju perkara-perkara besar baik dimata manusia lebih-lebih dimata Tuhan.
2. Arti dari setia dalam perkara kecil
Setia dalam kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarminta adalah _ 1, tetap dan teguh hati,_2. patuh, taat, _ 3. Berpegang teguh. Sedangkan yang diartikan perkara kecil adalah hal-hal yang dianggap remeh, sederhana, tidak ada apa-apanya . Jadi yang dimaksud dengan setia dalam perkara kecil adalah orang-orang yang dengan setianya ( tetap, teguh hati, patuh, taat dan berpegang teguh) menjalankan segala tanggungjawabnya kepada Tuhan. Tanggungjawab disini berupa kemampuan, bakat atau jabatan baik dalam dunia sekuler maupun dalam dunia rohani-pelayanan.
3. Tantangan dalam hal setia dalam perkara kecil
Adapun tantangan untuk setia dalam perkara kecil adalah:
Pertama apakah ada kerajinan dan merasa tertantang untuk mengembangkan apa yang dipercayakan (ayat 15-17) atau sebaliknya (ayat 18).
Kedua apakah adanya kesadaran bahwa suatu saat Tuhan meminta pertanggungjawaban atas apa yang dipercayakanNya ( ayat 19-30).
Ketiga apakah bisa melihat sebuah tanggungjawab yang kelihatan kecil itu sebagai suatu kesempatan atau batu loncatan untuk memperolah tanggungjawab yang besar (ayat 21, 23). Keempat apakah ada kesadaran dalam diri bahwa Tuhan sangat senang dan memberi penghargaan bagi yang setia (ayat 21,23). Keempat bagian diatas hendaknya menjadi acuan bagi seseorang untuk setia dalam menjalankan segala bentuk tanggungjawab yang dipercayakan kepadanya.
4. Berkat dari setia dalam perkara kecil
Mereka yang tetap setia dalam perkara-perkara kecil akan menerima berkat dari Tuhan. Tuhan begitu menghargai orang-orang yang demikian. Adapun berkat yang akan diterima oleh mereka yang setia tadi adalah pertama menerima sebutan sebagai orang yang baik dan setia (ayat 21,23), kedua menerima kebahagian-merasakan kebahagian bersama Tuhan (ayat 21, 23; Wahyu 14:13). Ketiga diberikan tanggungjawab dalam perkara yang besar ( ayat 21, 23) .
5. Kesimpulan
Jadi arti dari setia dalam perkara kecil adalah setia dalam melakukan hal-hal yang dianggap sederhana, kecil, tidak ada apa-apanya yang menyangkut bakat, kemampuan, jabatan dengan segala tantangannya namun diperhitungkan Tuhan, amin.
NERAKA ( Mat.25:41,46, Wah.20:10-15)
Oleh: Pdt. Paran, S.Th.

1. Pendahuluan.
Membahas tentang Neraka tidaklah mudah, sekalipun di Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru menyodorkan ayat-ayat yang berkaitan dengan konteks Neraka. Disana-sini dibiarkan secara misteri, tidak bisa diungkap secara jauh. Untuk itulah jarang kita dengar khotbah yang membahas tentang Neraka. Padahal kalau mau jujur mendengar kata Neraka saja sudah mulai merinding apalagi dinyatakan sebagai penghuninya.
Bagaimanapun juga pokok bahasan ini perlu mendapat perhatian yang sedemikian rupa sejauh yang Tuhan ungkapkan. Tidak berdasarkan pengajaran dari pihak (agama) lain, apalagi melalui pengalaman pribadi atau sekelompok orang yang dibawa Tuhan “rekreasi rohani jalan-jalan ke Neraka” yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam membahas pokok bahasan Neraka hanya bisa dipercaya bila mengacu kepada Alkitab ditambah dengan referensi buku-buku dari kalangan Kristen yang teologinya jelas. Mudah-mudahan dan ini menjadi harapan semua dengan membahas Neraka, setiap umat Tuhan dapat lebih bersungguh-sungguh di dalam pengenalan akan Tuhan dan boleh terus setia kepadaNya sampai akhir kehidupan di dunia ini dan akhirnya menjadi warga Negara Surga bukan warga Negara Neraka.

2. Pandangan yang menolak keberadaan Neraka
Alkitab dengan jelas menyatakan akan keberadaan neraka, bahwa neraka itu benar-benar ada. Tuhan Yesus misalnya dalam pengajaranNya menyebut tentang neraka ( Mat.5:22,7:19,13:41-42, Mark.9:44,Luk.16:24), Rasul Paulus mengaitkan neraka dengan orang yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus ( 2 Tes. 1:8- 9), sedangkan Rasul Yohanes mengaitkan neraka dengan nabi palsu ( Wah.19:20,20:10). Jadi dengan demikian neraka itu benar-benar ada, sekalipun lokasi secara geografis tidak disebutkan dimana.
Walaupun sudah jelas tentang keberadaan neraka, ada pandangan yang tidak mengakui keberadaannya yaitu Pandangan dari Keabadian Bersyarat, Universalism, dan restorasi. Keabadian bersyarat adalah pandangan yang menyatakan setiap orang yang menerima kehidupan kekal akan di Sorga sedangkan yang tidak rohnya langsung dilenyapkan. Universalism menyatakan sekalipun segala makhluk telah jatuh ke dalam dosa Allah akan menyelamatkannya. sehingga semuanya diselamatkan. Sedangkan restorasi menyatakan bahwa semua makhluk termasuk Iblis suatu saat akan dipulihkan-Nya. Jadi ketiga pandangan ini menolak tentang keberadaan neraka. Mereka yang menolak adalah mereka yang meragukan otoritas Alkitab dan termasuk didalamnya Meragukan perkataan Tuhan Yesus sendiri.
3. Pengertian dari Neraka.
Dalam Alkitab neraka menggunakan kata “Sheol” ( Ul.32:22) yang
berarti alam maut, kubur. Kata kedua menggunakan kata “Hades”
(Mat.11:23,Luk.10:15;Luk.16:23), yang berarti dunia orang mati, alam maut. Kata ketiga
menggunakan kata “ gehenna”( Mat.5:22,29-30, Mark.9:43-44, Yak.3:6) yang berarti
suatu tempat siksaan oleh karena kelakuan jahat. Dan yang terakhir menggunakan kata
“Tartarus”(2 Pet.2:4) yang artinya adalah tempat iblis dan malaikat-malaikat yang jahat.
Jadi dapat disimpulkan neraka adalah tempat Iblis dan para pengikutnya menerima
siksaan kekal.


4. Penghuni Neraka.
Neraka tidak saja diperuntukkan bagi Iblis dengan antek-anteknya, melainkan juga bagi orang-orang tertentu. Orang-orang tertentu yang seperti apakah yang akan menjadi penghuni neraka ? Baik kita lihat apa yang dinyatakan oleh Alkitab. Dalam kitab Wahyu 21:8 disana disebutkan adalah;
a). Orang-orang penakut.
Yang dimaksud disini adalah orang-orang yang takut akan tekanan, intimidasi, ancaman
dari keluarga, masyarakat karena imannya kepada Yesus Kristus sehingga menyebabkan ia
mundur ( Mat.10:28; 13:21;Ibr.10:38-39).
b). Orang-orang yang tidak percaya.
Orang-orang yang tidak percaya dimaksudkan disini adalah orang yang tidak menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya ( Yoh.3:16). Sekalipun orang tersebut
sudah dibaptis, rajin datang beribadah bahkan terlibat dalam pelayanan tanpa percaya
bahwa Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya sudah pasti masuk neraka karena
namanya tidak tercatat dalam buku kehidupan (Wah.20:150. Ingat orang yang percaya
selalu ditandai dengan pertumbuhan kekristenan yang semakin lama semakin baik ada
buah-buah Roh di dalam dirinya (Gal.5:22-23).
c. Orang-orang keji.
Orang-orang keji adalah orang-orang hidupnya cemar,kotor,busuk.
d. Orang-orang pembunuh.
Orang-orang pembunuh adalah orang-orang yang dengan sengaja menghilangkan nyawa
orang lain apakah dendam pribadi, atau mendapatkan imbalan. Sebenarnya termasuk
mereka yang mendendam orang lain karena orang yang mendendam disamakan dengan
pembunuh.
e. Orang-orang sundal.
orang-orang sundal adalah orang-orang yang tidak bermoral dalam hal seks yang meliputi;
pezinah ( pelacur,lesbian,homo, mereka yang memandang dan menginginkan persetubuhan
Mat.5:28; mereka yang kawin- cerai , Mat.19:9,Luk.16:18 ), mempercakapkan hal-hal cabul
( Ef.5:3-5).
f. Tukang-tukang sihir.
Yang tergolong tukang-tukang sihir adalah para pelaku seni macig seperti hipnotis, peramal,
tenaga dalam, teluh,guna-guna dll.
g. Penyembah-penyembah berhala.
Yang dimaksudkan penyembah-penyembah berhala adalah mereka yangmengandalkan
tempat-tempat yang dikeramatkan, dukun, jimat-jimat, benda-benda pusaka, patung atau
apa saja yang dijadikan andalan menggantikan posisi Tuhan di dalam kehidupannya.
h. Pendusta-pendusta
Pendusta-pendusta adalah mereka yang pandai mengelabuhi orang baik dengan perkataan,
perbuatan maupun dengan benda yang dihasilkan atau diberjualbelikan.