Kamis, 27 Januari 2011

Pentingnya Menjauhi Okultisme

Pentingnya Menjauhi Okultisme(Ul.18:9-13)

Okultisme adalah ajaran, paham, kepercayaan terhadap kekuatan yang bersifat misteri, gelap,tersembunyi yang berkaitan langsung dengan kuasa kegelapan-Satan. Kepercayaan ini tidak hanya ada didunia Timur seperti Indonesia tetapi juga sudah merambat ke dunia barat yang lebih menekankan hal-hal yang rasional. Ada kabar di Perancis, Jerman dan Amerika justru hal-hal yang berbau okultisme mulai digemari. Padahal tiga negara tadi dibangun berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
Mengenai praktek okultisme dapat disebutkan seperti :spritisme, animisme, dinamisme,totemisme, ramalan, takhyul, dan new age movment. Praktek tersebut dilakukan mulai dari presiden sampai rakyat jelata. Herannya tidak sedikit orang Kristen juga ikut di dalamnya yang jelas-jelas dilarang Tuhan.
Lihat nats diatas betapa Tuhan melarang keras umatnya untuk mempraktekkan Okultisme. Tuhan menyebutnya sebagai bentuk kejahatan (ay.9). Bukan itu saja Tuhan akan menimpakan bencana bagi para pelaku dan pemakai jasa Okultisme (Yes.47:10-13).Lebih jauh dari itu tidak mendapat tempat di Surga (Wah.21:8). Jadi jauhilah praktek Okultisme itu sekarang juga.

Pentingnya Menjauhi takhyul

Pentingnya Menjauhi takhyul (I Tim.4:7)
Takhyul sama dengan pantangan atau pamali. Tidak boleh dilanggar. Bila dilanggar aka nada bencana atau sial. Sebaliknya bila ditaatio akan ada hoki-keberuntungn. Padahal takhyul tidak bisa dibuktikan dengan nalar atau akal sehat. Sekalipun demikian takhyul sangat mendunia. Contoh gedung-gedung bertingkat dan kamakamar hotel serta hari pernikahan tidak pernah menggunakan angka tiga belas. Herannya yang mempercayai takhyul tidak saja mereka yang belum Kristen,melainkan juga yang sudah Kristen.
Padahal di dalam kekristenan ada larangan untuk tidak mempercayai hal-hal ya ng berbau takhyul. Larangan mempercayai takhyul tertera di dalam Imamat 19:31; Ulangan 18:10-12, I Timotius 4:7. Mereka yang masih mempercayainya merupakan kenajisan-kekejian bagi Tuhan bahkan akan dihalau Tuhan. Jadi jangan main-main dengan Takhyul.
Bagi yang masih percaya akan takhyul hendaknya minta pengampunan kepada Tuhan. Dan mulai berani berkata tidak atas praktek takhyul. Mulailah berjalan bersama Tuhan karena disana ada damai sejahtera dan kemenangan. Mereka yang masih mempercayai takhyul sebenarnya tidak mengakui akan kebesaran Tuhan. Hidup-mati, kemajuan-kemunduran, keberuntungan-buntung tidak ditentukan oleh Takhyul melainkan oleh situasi dan kondisi seseorang atau orang-orang disekitarnya dan sejauhmana keintimannya bersama Tuhan.

Pentingnya Penginjilan

Pentingnya Penginjilan ( Mark.16:20)
Penginjilan tidak bisa tidak harus dilakukan oleh setiap umat Tuhan tanpa mengenal jabatan gerejawi. Siapa saja wajib untuk memberitakan Injil. Mereka yang mengabaikan apalagi berkata tidak terhadap penginjilan adalah mereka yang tidak mengerti akan hakekat dirinya sebagai umat Tuhan-kekristenan.
Dalam penginjilan dibutuhkan kesabaran,etika dan semangat. Sabar dalam menantikan hasil dari penginjilan. Ingat umat Tuhan hanya bertugas memberitakan Injil. Menobatkan sesorang adalah pekerjaan Roh Kudus. Etika menyangkut cara penginjilan yaitu menghargai orang yang diinjili dengan menghindari pemaksaan dan ancaman atau dengan cara-cara yang tersembunyi seperti pembagian sembako,indomie dan lain-lain. Sementara semangat adalah tidak mengenal menyerah atau pantang mundur sekalipun banyak tantangan.
Mengapa umat Tuhan harus mengadakan penginjilan? Karena Tuhan Yesus menugaskan kita untuk melakukannya (Mat.28:19;Mark.16:19), gereja mula-mula giat melakukannya sehingga ada pertambahan jumlah (Mark.16:20,Kis.2:41), supaya banyak jiwa diselamatkan (Kis.4:12,Yoh.3:36). Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk tidak mengadakan penginjilan yaitu dengan memberitakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat.

Memberi Persembahan

Memberi Persembahan (I Kor.1:1-4)
Memberi persembahan bukanlah sesuatu hal yang baru dalam dunia kekristenan. Hal itu sudah berlangsung sejak lama bahkan sejak umat Israel dalam Perjanjian Lama. Orang Kristen mengadopsi pola tersebut. Makanya tidak heran kita mengenal persembahan persembahan perpuluhan, persembahan syukur, Persembahan diakonia, persembahan janji iman, persembahan untuk pembangunan dan lain-lain. Semua itu dilakukan sebagai bentuk tanggungjawab seseorang kepada Tuhan dan sesama atas berkat yang telah diperoleh.
Melihat kepada surat Paulus yang ditulis untuk jemaat Korintus, orang Kristen di Korintus dibiasakan memberikan persembahan kepada orang Kristen yang susah ditempat lain (ay.1). Mereka sudah membiasakan diri untuk member disetiap pertemuan ibadah terutama dihari minggu (ay.20 )Dalam memberi mereka belajar untuk berdisiplin (ay.20). Mereka juga menunjuk orang yang bisa dipercaya dalam menyalurkannya ((ay.4). Syarat lainnya mereka harus memberi dengan rela hati dan sukacita (2 Kor.9;7).
Kebiasaan member i tidaklah untuk membuat seseorang dirugikan. Bahkan sebaliknya Firman Tuhan menyatakan orang yang memberi akan menuai berkat Tuhan ( 2.Kor.9:6). Hidupnya tidak saja cukup tetapi berkelebihan ( 2Kor.9:8). Tuhan akan melepaskannya dari hal-hal yang menggerogoti berkatnya ( Mal.3:12). Jadi janganlah mengabaikan akan memberi persembahan kepada Tuhan.

Beribadah Bersama

Beribadah Bersama (Ibrani 10:25)
Beribadah kepada Tuhan ada yang dilakukan secara Pribadi ada juga dilakukan secara bersama-sama terutama ibadah raya seperti ibadah di hari minggu. Ibadah pribadi memiliki ciri khas tersendiri demikian juga ibadah raya. Ibadah pribadi tanpa ada susunan liturgy dan tidak ada batasan waktu sedangkan ibadah raya sebaliknya.
Ibadah raya secara bersama-sama merupakan ciri dari gereja mula-mula (Kis.2:42). Bahkan beribadah bersama sudah dilakukan sejak zaman Israel kuno ( Mz. 50:5). Sekalipun demikian ada jemaat yang tidak mau hadir beribadah bersama, bahkan ketidakhadiran mereka sudah menjadi kebiasaan (Ibr.10:25). Untuk itulah sekali lagi penulis Ibrani melarang jangan sampai mengikuti kebiasaan dari jemaat yang malas hadir beribadah bersama ( Ibrani 10:25).
Sejauh manakah kepentingan ibadah bersama ? Pertama ibadah bersama merupakan tanda dari kesatuan ( Yoh.17:21). Kedua adanya kebersamaan (Kis.4:32). Ketiga adanya kesempatan untuk mendengar pengajaran (Kis.2:42). Kelima untuk saling mendoakan (Kis.2:42). Keenam bentuk kecintaan kepada Tuhan (Mat.6:33). Dengan demikian janganlah kita meninggalkan ibadah bersama.

Bersaksi Bagi Kristus

Bersaksi Bagi Kristus ( Kis. 5:31-32)
Bersaksi bagi Kristus adalah tema yang menarik untuk dibahas. Tema ini menekankan tujuan hidup orang yang sudah diselamatkan yaitu menyadari sesungguhnya ia adalah saksi bagi Kristus. Sadar dengan segala keberadaan dirinya ia berusaha dengan perkataan (Yoh.4;39-42) dan sikap hidup untuk benar-benar bersaksi bagi Kristus ( 2 Kor.3:2-3; Mat.5:16).
Sayang digereja seringkali muncul kalau mau jujur banyak yang tidak menyadari kalau dirinya seharusnya bersaksi bagi Kristus, bukan bagi dirinya, bukan bagi orang lain, apalagi bagi Iblis. Ketidaksadaran bahwa dirinya adalah seharusnya bersaksi bagi Kristus adalah merupakan persoalan pertama.
Persoalan kedua adalah tentang pemahaman dari kata bersaksi. Belakangan ini kata bersaksi mulai dipisahkan antara bersaksi dengan sikap hidup yang benar dengan bersaksi melalui perkataan. Pemisahan ini mulai muncul seiring dengan adanya gerakan pluralism. Sesungguhnya yang benar adalah perpaduan antara sikap hidup benar dengan perkataan.
Persoalan ketiga berkaitan dengan bersaksi bagi Kristus adalah umat Tuhan seringkali tidak melihat dampak baik yang akan muncul bila benar-benar mau bersaksi bagi Kristus. Misalnya akan adanya pertobatan dari orang yang belum percaya (Kis.5;31-320,adanya pertumbuhan gereja dari segi kuntitas (Kis.4;4), dipermuliakannya Bapa disorga (Mat.5:16),dan mempercepat hari kedatangan Tuhan (Mat.24:14)
Persoalan keempat dari bersaksi bagi Kritus adalah adanya pembagian tugas atau tanggungjawab. Ada gembala yang melihat itu adalah tugas jemaat dan majelis. Ada majelis yang melihat itu adalah tugasnya gembala. Ada jemaat yang melihat itu adalah tugas gembala dan majelis. Padahal itu adalah tugas bersama. Tugas dari kita semua, amin.

Menjadi saksi

Menjadi saksi ( Kis.1:8).
Saksi adalah orang yang memberikan kesaksian dari suatu kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi atau yang dialaminya. Saksi juga adalah orang yang memperlihatkan atau memperaktekan apa yang diketahuinya. Saksi juga adalah orang yang memberikan keterangan berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Jadi kalau bicara menjadi saksi yang dimaksudkan disini adalah menjadi saksi Yesus Kristus. Orang Kristen harus sadar bahwa dirinya adalah saksi Yesus Kristus dimanapun ia berada melalui perkataan dan perbuatannya.
Untuk menjadi saksi Yesus Kristus seseorang harus ada Roh Kudus. Roh Kudus akan memampukan seseorang untuk menjadi saksiNya. Disini diperlukan adanya penyerahan (Rm.6:13;Gal.5:16). Pertanyaannya kapan seseorang memiliki Roh Kudus? Jawabnya saat dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya ( Ef.1:14). Penyerahan dirilah yang memungkinkan seseorang untuk dapat menjadi saksi Yesus Kristus.
Tujuan seseorang menjadi saksi adalah supaya Bapa di Surga dipermuliakan dan orang lain tahu kita adalah orang baik ( Mat.5:16). Tujuan lainnya lagi adalah supaya banyak orang menjadi percaya kepada Yesus Kristus sebagaimana yang dilakukan oleh perempuan Samaria ( Yoh.4:39). Sekarang ini diperlukan orang Kristen yang benar-benar dapat menjadi saksi. Duni a membutuhkan kesaksian itu. Tentu saja adalah kesaksian yang sungguh-sungguh baik.